![]() |
Fhoto Masjid Al- Kubro Koto Perambahan – Kampar Timur Sumber Fhoto : www.riaudailyphoto.com |
Detak kampar.com Bangkinang Kota – (21/11) Kabupaten Kampar
memang menyimpan begitu banyak sejarah yang masih belum tergali. Padahal,
begitu banyak bukti peninggalan sejarah yang menggambarkan kebesaran Kabupaten
Kampar tempo dulu. Salah satunya adalah Masjid Kubro yang terdapat di Desa Koto
Perambahan Kecamatan Kampar Timur ini.
memang menyimpan begitu banyak sejarah yang masih belum tergali. Padahal,
begitu banyak bukti peninggalan sejarah yang menggambarkan kebesaran Kabupaten
Kampar tempo dulu. Salah satunya adalah Masjid Kubro yang terdapat di Desa Koto
Perambahan Kecamatan Kampar Timur ini.
Menurut cerita Ninik mamak dan Masyarakat di
Desa Koto Perambahan secara turun temurun, mesjid ini dibangun pada masa Sultan
Mahmud raja dari Malaka. Dimana sekitar abad ke 15, Kerajaan malaka diserang
oleh Portugis dan Raja Malaka beserta pengikutnya melarikan diri, hingga
akhirnya ia menetap dan tinggal di kampar serta membentuk Kerajaan baru yang
disebut Kerajaan Kampar.
Desa Koto Perambahan secara turun temurun, mesjid ini dibangun pada masa Sultan
Mahmud raja dari Malaka. Dimana sekitar abad ke 15, Kerajaan malaka diserang
oleh Portugis dan Raja Malaka beserta pengikutnya melarikan diri, hingga
akhirnya ia menetap dan tinggal di kampar serta membentuk Kerajaan baru yang
disebut Kerajaan Kampar.
Meski mesjid ini telah direnovasi
berulang-ulang kali, namun wujud asli dari mesjid tersebut tetap dipertahankan.
Menurut penuturan Datuk Somok, bukti lain kerajaan Kampar kala itu adalah
peninggalan berupa keris, tombak, meriam, lelo, pedang, peti dll.
berulang-ulang kali, namun wujud asli dari mesjid tersebut tetap dipertahankan.
Menurut penuturan Datuk Somok, bukti lain kerajaan Kampar kala itu adalah
peninggalan berupa keris, tombak, meriam, lelo, pedang, peti dll.
Namun benda- benda itu ikut raib ketika
istana itu di robohkan pada tahun 70an. Begitupun dengan catatan – catatan
manuskrip juga tidak ada di temukan lagi dan satu-satunya yang tersisa
dan disimpan dengan baik yaitu cap /stempel sultan yang di pegang oleh turun –
temurun oleh pemangku dan disimpan di rumah siampu atau rumah suku.
istana itu di robohkan pada tahun 70an. Begitupun dengan catatan – catatan
manuskrip juga tidak ada di temukan lagi dan satu-satunya yang tersisa
dan disimpan dengan baik yaitu cap /stempel sultan yang di pegang oleh turun –
temurun oleh pemangku dan disimpan di rumah siampu atau rumah suku.
Ada 13 sultan yang pernah memimpin. Makam
Sultan terakhir terdapat di Desa Koto Perambahan, dan sampai kini makam
tersebut masih terawat. (dr)
Sultan terakhir terdapat di Desa Koto Perambahan, dan sampai kini makam
tersebut masih terawat. (dr)