News

Protes Pedagang Kaki Lima Di Selasar Malioboro

detakkampar.co.id – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) nekat berjualan di selasar Malioboro, tepatnya di depan Teras Malioboro 2. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena sejak dipindahkan ke Teras Malioboro 2 pada 2022, para PKL merasa sepi pengunjung. Salah satu pedagang di Teras Malioboro 2, Sugi, menyatakan bahwa sejak mereka dipindahkan, jumlah pembeli menurun drastis. “Ajeng jualan ten selasar mboten angsal (mau jualan di selasar tidak diperbolehkan),” ujarnya saat ditemui di Teras Malioboro 2, Sabtu (13/7/2024).

” Baca Juga: Kasus Narkoba di Polres Palopo: Oknum Polisi Terjerat “

Aksi Nekat dan Kondisi Sepi

Sugi menjelaskan bahwa para pedagang mulai nekat berjualan di selasar Malioboro sejak Jumat, 12 Juli 2024, sore. Pada Sabtu malam, mereka kembali berniat untuk berjualan di selasar Malioboro. Menurutnya, kondisi di dalam Teras Malioboro 2 sangat sepi sehingga pedagang merasa perlu berjualan di tempat yang lebih ramai untuk menarik wisatawan. “Ini kan sepi to di dalam, ajeng dodol riku wau ndalu lun ten riku (mau jualan di situ kemarin sore sudah jualan di situ),” tambahnya.

Kekhawatiran Akan Relokasi

Sugi juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap rencana Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang akan merelokasi para pedagang Teras Malioboro 2 ke Beskalan dan Ketandan di Kota Yogyakarta. Ia khawatir jika dipindahkan, kondisi akan semakin sepi dan penghasilannya semakin menurun. “Kalau dipindah ke sana bisa lebih sepi,” katanya. Sugi menambahkan bahwa selama berjualan di Teras Malioboro 2, pendapatannya sangat minim, bahkan saat musim liburan hanya bisa meraih Rp 35.000. “Preinan niku (liburan itu), jualan dari siang jam 10 cuma Rp 35.000. Belum pulang ke Kulon Progo,” keluhnya. Bahkan, sering kali ia tidak mendapatkan hasil jualan sama sekali, meskipun jalanan ramai oleh pengunjung.

Tindakan Petugas Keamanan

Aksi para pedagang ini memicu respon dari petugas keamanan Malioboro, seperti Satpol PP, Jogoboro, dan Jogomaton yang berada di bawah Pemerintah Kota Yogyakarta. Petugas keamanan menutup dua pintu gerbang Teras Malioboro 2 pada sekitar pukul 18.00 atau selepas Salat Maghrib. Penutupan pintu oleh petugas keamanan kemudian direspon oleh para pedagang dengan cara berjualan di dalam pagar Teras Malioboro 2. Mereka berduyun-duyun membawa dagangannya dari dalam Teras Malioboro 2 menuju pagar depan Teras Malioboro 2.

” Baca Juga: Polisi Tangkap Pengedar Narkoba dengan 1,7 Kg Ganja di Bogor “

Harapan dan Tantangan Pedagang

Protes ini mencerminkan frustrasi dan kesulitan yang dialami oleh para PKL Teras Malioboro 2. Mereka berharap dapat berjualan di lokasi yang lebih strategis untuk menarik lebih banyak pembeli. Namun, tindakan nekat ini juga menimbulkan tantangan baru dengan petugas keamanan yang berusaha menjaga ketertiban di kawasan Malioboro. Pemerintah diharapkan dapat menemukan solusi yang adil dan efektif untuk mengatasi masalah ini, sehingga kesejahteraan pedagang kaki lima tetap terjaga tanpa mengganggu ketertiban umum.